Kamis, 04 Desember 2008

GEBYAR JAMBORE 1000 PTK-PNF KE DUA DI SEMARANG

Balai Diponogoro, Semarang, 10 Agustus 2008. Setelah melaksanakan Jambore 1000 PTK-PNF untuk Lomba Karya Nyata, Lomba Karya Tulis dan Olah Raga/Seni di P2PNFI Regional II Semarang, puncak acaranya untuk pengumuman hasil perlombaan dilaksanakan di Balai Diponogoro, Semarang. Acara yang dihadiri oleh seluruh peserta lomba serta peserta dari kegiatan Forum Ilmiah, Diklat Instruktur Kursus, Bimbingan Teknis Program Dit. PTK-PNF, Rakor Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum dan Forum Evaluasi Tenaga KOV sejumlah hampir 1000 orang.
Acara yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan Nasional, Bapak Bambang Soedibyo, Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Asisten III, Dirjen PNFI, Hamid Muhammad, Ph.D, Direktur Dikmas, Dr. Wartanto, Direktur Profesi Pendidik, Drs. Achmad Dasuki, MM, M.Pd, Kepala P2PNFI Regional II, Dr. Ade Kusmaedi beserta undangan lainnya dilaksanakan tepat pukul 19.30, acara tersebut dimulai dengan tarian-tarian tradisional dari tuan rumah Semarang.
Kemudian dilanjutkan dengan sekapur sirih Dirjen PMPTK, Dr. Baedhowi yang menjelaskan bahwa kegiatan Jambore Nasional bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan di jalur Pendidikan Non-Formal yang merupakan momentum yang dapat dijadikan sumber motivasi bagi mereka untuk lebih meningkatkan kinerja, memupuk wawasan dan memperoleh umpan balik guna peningkatan mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di jalur Pendidikan Non-Formal. Oleh karena itu ia berharap agar setiap penyelenggara program Pendidikan Non-Formal di lapangan juga ikut aktif di dalam mengembangkan dan melayani kebutuhan masyarakat.
”Penyelenggaraan Jambore Nasional Pendidik dan Tenaga Kependidikan di jalur Pendidikan Non-Formal ini juga sangat sejalan dengan semangat dan Visi Departemen Pendidikan Nasional dalam upaya menciptakan ”Insan Indonesia yang Cerdas Komprehensif dan Kompetitif” yang sering didengungkan oleh Bapak Menteri Pendidikan Nasional, yaitu melalui Olah Hati, Olah Rasa, Olah Pikir, dan Olah Raga”, ujarnya pada akhir sambutannya.
Setelah pembukaan tersebut acara kemudian dipandu oleh David Chalik dan Anya Dwinov sebagai MC secara keseluruhan dan Group Lawak Cagur yang bertugas memandu pembacaan pemenang dari LKN/LKT/ORSENI, sehingga pengumumannya terasa menjadi lebih santai dengan lawakan-lawakan yang membuat tertawa penonton. Pengumuman pemenang dibagi menjadi 3 sesi, yaitu pengumuman pemenang LKN, LKT dan PORSENI, setiap sesinya diselingi dengan hiburan oleh artis nasional Iis Dahlia dan artis lokal Bagas dan Lintang.
Acara ini semakin terasa khidmat karena setelah sekapur sirih dari Dirjen dengan tontonan berkelas dari Group Orkestra Jokja Philharmonic dengan Konduktor muda Harijanto BW, seorang mahasiswa seni Jokjakarta. Semua peserta mendengarkan dengan himmat setiap instrumen dari orkestra tersebut seolah-olah telah menyihir dengan alunan berbagai macam alat musik yang ditata sedemian baik sehingga terkadang dengan gubahan-gubahannya membuat merinding bagi yang mendengarkannya, seolah-olah mengajak penonton untuk masuk ke jiwa dari musik tersebut. Dalam kesempatan tersebut terdapat 5 lagu yang dicoba dimainkan seperti Kulihat Ibu Pertiwi yang sudah diubah gubahannya sehingga mampu menyentuh perasaan dari para pendengarnya, Hymne HIMPAUDI, Hymne Keaksaraan bahkan nyanyian dari Group Queen, Bohemia Marapshody, yang mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi jika dimainkan menjadi musik instrumen.
Pada acara puncak Gebyar yaitu pengumuman Juara Umum yang kiranya dibacakan oleh Bapak Bambang Soedibyo, sebelum mengumumkan juaranya dalam sambutannya Bapak Menteri mengatakan amat menghargai acara ini, bahkan ia mengatakan apresiasinya dengan mengatakan bahwa tidak semua event nasioal beliau hadiri akan tetapi khusus acara Jambore PTK-PNF ini ia selalu menyediakan waktunya sebagai bukti bahwa sesungguh pendidikan nonformal itu teramat penting dalam institusi pendidikan kita, khususnya untuk membantu pendidikan yang tidak dapat dilayani oleh pendidikan formal.
Ia juga menekankan agar pendidikan nonformal mempunyai 3 (tiga) karakteristik yaitu mandiri, mempunyai jiwa wirausaha dan kreatif atau inovatif. Mandiri, artinya pendidikan nonformal itu berasal dari masyarakat maka sudah barang tentu masyarakat tersebut yang kiranya dapat membesarkannya sehingga mampu untuk berdiri sendiri. Ini juga disebabkan bahwa pendidikan nonformal tersebut tidak bisa dibuatkan standarnya secara keseluruhan. “Ini merupakan kekayaan dari pendidikan nonformal”, ujarnya.
Sedangkan untuk karakterisitik kreatif atau inovatif, pendidikan nonformal mempunyai beragam bidang yang digalinya, sehingga pendidikan nonformal tersebut harus mempunyai kreatifitas yang tinggi atau inovasi-inovasi yang harus terus ditelurkan demi berkembangnya pendidikan nonformal ini untuk dapat menjadi lebih baik lagi. Ini menjadi sangat penting karena pendidikan nonformal merupakan hasil inovasi dari masyarakat sendiri, jadi yang menggunakannya terlebih dahulu adalah masyarakat itu sendiri, untuk kepentingan masyarakat.
Mempunyai jiwa wirausaha, pendidikan nonformal harus mampu memberikan nilai lebih kepada yang melaksanakannya, seperti halnya life skill jika ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka akan memberikan kontribusi yang cukup baik bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
Dalam akhir sambutannya Mendiknas mengumumkan pemenang dari Jambore 1000 PTK-PNF ternyata ada 2 yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogjakarta. Hal ini dapat terjadi karena ternyata dalam penilaian kedua-duanya berhasil mengumpulkan sejumlah medali yang sama untuk juara 1, 2 dan 3. Keduanya untuk Juara I berhasil memenangkan 2 lomba, 3 lomba untuk Juara II dan 4 lomba untuk Juara III.
Segenap jajaran Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan NonFormal mengucapkan selamat atas berhasilnya Jawa Tengah dan DI Yogjakarta menjadi Juara Umum Kembar, sampai bertemu ditahun yang akan datang dalam Jambore 1000 PTK-PNF yang ke tiga.

Tidak ada komentar: