Kamis, 04 Desember 2008

Kujungan ke Lokasi Gempa Sumatera

Lawatan Direktur PTK-PNF dan Tim ke Lokasi Gempa Bengkulu dan Sumbar

Setelah turunnya tim tanggap darurat pasca bencana alam Ditjen PMPTK pada lokasi bencana sejak tanggal 19 September 2007 pada 3 (tiga) kabupaten/kota maka jajaran pimpinan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan melalui Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan NonFormal, Erman Syamsuddin, SH, M.Pd yang didampingi oleh Bapak Suryadi, Kabag Umum Sesditjen PMPTK, dan wartawan Pena, Saiful Anan melakukan lawatan untuk melihat hasil kegiatan yang sudah dilakukan oleh Tim. Dalam kunjungannya Direktur PTK-PNF memulai lawatannya melalui Padang menuju Bengkulu dengan jalur darat dari tanggal 24 s.d. 26 September 2007.
Dalam lawatannya ke Pesisir Selatan Direktur dan tim didampingi oleh Kepala LPMP Sumbar, Prof. Zaim, Kepala BPKB Sumbar, Drs. Ali Amran beserta staf. Direktur memberikan bantuan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 20 juta rupiah yang digunakan untuk bantuan operasional mobilisasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka membantu korban gempa, bantuannya bisa berupa insentif atau biaya transportasi bagi PTK. Selain itu, juga diberikan bantuan sebesar 5 juta rupiah kepada SKB Pesisir Selatan yang akan digunakan untuk mobilisasi PTK-PNF untuk kegiatan belajar mengajar.
Disela-sela koordinasi yang beliau lakukan dengan tim Direktur mengatakan,“Bahwa yang terpenting dalam mobilisasi PTK adalah kaderisasi PTK untuk dapat berdiri sendiri apabila tim yang dikirim dari pusat pulang ke Jakarta”. Hal ini menjadi amat penting karena untuk konseling trauma dibutuhkan orang-orang daerah itu sendiri yang mampu untuk menangani korban pasca gempa, begitu pula dengan 3 program lainnya dibutuhkan orang-orang daerah yang mampu menanganinya.
Sedangkan dalam lawatannya ke Bengkulu didampingi oleh Kepala BPKB Bengkulu, Bapak Dairin, Bapak Rony, Kasi Pemberdayaan BPPLSP Regional II Jawa Barat. Direktorat Jenderal PMPTK melalui SKB Muko-muko memberikan bantuan operasional yang digunakan untuk konseling trauma bagi korban gempa, Dinas Pendidikan Kabupaten Muko-muko juga mendapatkan bantuan dana untuk mobilisasi PTK sebesar 20 juta rupiah dan khusus bagi mobilisasi PTK-PNF mendapatkan bantuan sebesar 5 juta rupiah. Untuk Bengkulu Utara mendapatkan bantuan operasional konseling trauma sebesar 20 juta rupiah, dana mobilisasi PTK 20 juta rupiah melalui Dinas Pendidikannya dan 5 juta rupiah khusus untuk mobilisasi PTK-PNF melalui SKB Bengkulu Utara.
“Dana bantuan ini menurut Direktur tidak seberapa dengan sarana dan prasarana yang rusak, paling tidak dana ini dapat digunakan untuk memberikan insentif dan transport bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam melakukan pembelajaran, kami juga akan berupaya membantu untuk melakukan fasilitasi jika memungkinkan dengan instansi-instansi yang terkait. Hal yang terpenting lagi adalah bagaimana kelanjutan dari penanganan korban gempa ini, melalui konseling trauma bekerjasama dengan perguruan tinggi.” ujar Erman. Demikian beberapa kali terlontar dari kata-kata beliau kepada Kepala-kepala Dinas Pendidikan yang terkena gempa tersebut.


Bantuan Direktorat Jenderal PMPTK Pasca Gempa Bengkulu dan Sumbar
Liputan 1


“Ribuan orang kehilangan tempat tinggalnya, ribuan anak kehilangan tempatnya bermain, selalu dibayangi kegelisahan dengan datangnya gempa tanpa tahu kapan waktunya dan kapan akan berakhir. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi adalah ketika harus tidur ditenda-tenda yang berada di depan rumah tinggal sendiri….”. Demikian sepenggal kata yang kiranya dapat menggambarkan kecemasan dari korban gempa Bengkulu pada tanggal 12 September 2007 dengan 7,9 SR yang diikuti terus dengan gempa susulan dengan tingkat kekuatan yang lebih kecil pada 2 (dua) provinsi yaitu Bengkulu dan Sumatera Barat.
Departemen Pendidikan Nasional melalui Menteri Pendidikan Nasional untuk mengantisipasi bencana alam tersebut pada saat Rapat Pimpinan, 13 September 2007 segera menginstruksikan jajarannya untuk melakukan tanggap darurat pasca gempa tersebut. Tindak lanjut dari instruksi tersebut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan segera mengumpulkan jajarannya untuk merencanakan bantuan yang dapat diberikan kepada masyarakat Bengkulu dan Sumatera Barat sebagai yang paling menderita dari gempa tersebut, tepatnya tanggal 14 September 2007.
Dalam rapat dengan jajarannya Dirjen PMPTK, Fasli Jalal mengintruksikan untuk segera:
1. Membentuk Tim Tanggap Darurat Gempa Bengkulu dan Sumbar dengan 4 (empat) program utama yang akan dilaksanakan pada daerah gempa, yaitu: i) Trauma Konseling; (ii) Penanganan Anak Usia Dini; (iii) Penumbuhan Taman Bacaan Masyarakat; dan (iv) Mobilisasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
2. Melakukan identifikasi kondisi dari Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) baik formal maupun nonformal dan sekolah-sekolah atau unit-unit belajar yang mengalami kerusakan yang bertujuan untuk memformulasikan bantuan khusus dari Ditjen PMPTK yang dapat diberikan sesuai dengan tupoksinya.
Dari hasil identifikasi ternyata terdapat 5 (lima) kabupaten di Bengkulu yang dampaknya cukup terasa besar yaitu Kabupaten Muko-muko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma, Kabaten Kepahyang dan Kota Bengkulu serta di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kota Padang. Akan tetapi dari ke 8 (delapan) provinsi tersebut yang dapat dijangkau untuk tahap I untuk Provinsi Bengkulu adalah Kabupaten Muko-muko dan Bengkulu Utara sedangkan untuk provinsi Sumatera Barat adalah Kabupaten Pesisir Selatan, sehingga terbentuk 3 (tim) sesuai dengan daerah yang akan dikunjungi tersebut. Tim tersebut bekerjasama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Regional II Jawa Barat, Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Sumbar dan Bengkulu, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Perguruan Tinggi (UNP dan UNIB. Tepat tanggal 19 September 2007 tim segera turun ke daerah gempa untuk melaksanakan program yang sudah disepakati.

Bantuan Direktorat Jenderal PMPTK Pasca Gempa Bengkulu dan Sumbar
Liputan ke 2

Tim Tanggap Darurat Pasca Gempa Bengkulu dan Sumbar yang sudah terbentuk ini terbagi menjadi 3 (tiga) bagian dengan berbagai komponen yang saling bersinergi satu dengan yang lainnya. Tim Tanggap Darurat yang pergi ke Bengkulu pada 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Muko-muko dan Kabupaten Bengkulu Utara, yang selanjutnya disebut dengan Tim I Bengkulu dan Tim II Bengkulu. Dan Tim Tanggap Darurat Sumbar bekerja pada Kabupaten Pesisir Selatan, selanjutnya disebut Tim I Sumbar.
Tim I Bengkulu bekerjasama dengan UNIB, SKB, LPMP Bengkulu dan Yayasan Istiqlal berhasil membuat 3 titik, yaitu Lubuk Pinang, Tanjung Alai, Lubuk Sani dan Arga Makmur. Begitu juga dengan Tim II bekerjasama dengan SKB, UNIB dan LPMP Bengkulu berhasil mendirikan 4 (empat) titik untuk Kelompok Bermain PAUD yaitu Kecamatan Lais, SKB, SD 17 dan SD 14. Sedangkan untuk TBM didirikan pada SKB, Kantor Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Lais dan TK/SD Model, untuk Konseling Traumanya ada pada SKB dan 15 lokasi pada 7 kecamatan. Pada kesemua titik-titik tersebut program yang diperintahkan oleh Dirjen PMPTK sudah mulai berjalan.
Tim I Sumbar, Kabupaten Pesisir Selatan bekerja sama dengan LPMP Sumbar dan Universitas Negeri Padang berhasil mendirikan 3 (tiga) titik yang sudah berjalan dengan baik, yaitu Pasar Lusi, Pasar Lusi I dan Masjid Fisabilillah dengan 4 program perintah Dirjen PMPTK yang sudah berjalan dengan baik.
Perlu diketahui bahwa kerjasama yang dilakukan dengan Perguruan Tinggi, khususnya Universitas Negeri Padang dan Universitas Negeri Bengkulu khusus untuk menangani trauma pada masyarakat yang terjadi pasca bencana gempa tersebut.
Sedangkan dengan LPMP bertujuan untuk dapat memobilisasi peran dari guru-guru dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini disebabkan perlunya pemberian motivasi dan insentif bagi mereka untuk berjalannya proses belajar mengajar.
SKB sebagai UPTD dari Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab untuk pendidikan nonformal juga mempunyai peranan yang penting selain bagi PTK-PNF nya juga dengan program-program dari pendidikan nonformal yang sebenarnya amat berguna pasca bencana alam ini.
Persinergian ini diharapkan dapat memulihkan kondisi masyarakat Bengkulu dan Sumbar pasca gempa yang terjadi.


Kunjungan Direktur PTK-PNF ke Jambi (I)


SKB merupakan salah satu pusat pengembangan dari pendidikan nonformal di kabupaten, oleh karena itu SKB sangat diperlukan untuk didirikan di Kabupaten Tanjab Timur’, ujarnya Erman Syamsuddin dalam pemaparannya pada kunjungan kerjanya di Kabupaten Tanjab Timur, Provinsi Jambi tanggal 22 September 2007 di Kantor Bupati Tanjab Timur.
Kunjungan Direktur PTK-PNF, Erman Syamsuddin, SH, M.Pd bersama dengan anggota DPR RI Pusat, Ibu Elviana, yang diterima oleh Wakil Bupati Tanjab Timur dan jajaran pemerintah Kabupaten, Kepala Bappeda, anggota DPRD, dsb. Selain bermaksud untuk mensosialisasikan program dari Pendidikan NonFormal pada umumnya dan Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan NonFormal, Ditjen PMPTK, Depdiknas juga adalah ketertarikan Direktur PTK-PNF untuk mengunjungi daerah pemekaran yang belum mempunyai SKB/UPTD.
Direktur PTK-PNF dalam pemaparannya selain mengatakan pentingnya keberadaan SKB dalam mengembangkan pendidikan nonformal juga memperhitungkan dana APBN yang dapat masuk ke Kabupaten baru hampir berkisar sekitar 500 juta setiap tahunnya baik darp Ditjen PMPTK maupun Ditjen PLS. Hal ini ditambah oleh statemen dari Ibu Elviana yang mengatakan bahwa daerah yang baik itu adalah daerah yang paling mampu menangkap dana APBN untuk pembangunan di daerahnya. “Saat ini anggaran APBN untuk hampir 73 trilyun dari 830 trilyun APBN pemerintah, yang harus dipikirkan adalah berapa besar dana yang dapat diserap Provinsi Jambi?” ujarnya.
Dalam diskusi dengan para Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan NonFormal yang menghadiri acara ini terlihat bahwa pada kabupaten baru ini untuk pendidikan nonformalnya masih belum tersosialisasikan dengan baik. Diharapkan dengan kedatangan Bapak Erman Syamsuddin dapat memberikan sebuah informasi yang dapat menggugah pemerintah daerah untuk lebih mengembangkan pendidikan nonformal khususnya pendirian UPTD SKB.
Pada akhir pertemuan Direktur PTK-PNF memberikan apresiasi yang besar bahwa pada daerah ini sudah mempunyai 7 (tujuh) orang Penilik (salah satu PTK-PNF), hal ini disebabkan bahwa banyak di daerah pemekaran lainnya yang masih belum mempunyai Penilik. Bahkan hal yang membuat beliau semakin terapresiasi adalah dengan terbentuknya 6 (enam) buah Asosiasi/Forum. Sebagai sedikit apresiasi dari beliau, Direktur PTK-PNF memberikan voucher sebesar 10 juta rupiah bagi pembinaan asosiasi/forum.

Tidak ada komentar: